Ketika kita berbicara mengenai analisis teknikal maka yang terlintas
dalam pikiran kita adalah indikator. Seringkali trader ketika baru
pertama kali belajar teknikal analisis, mereka disodori dengan analisis
teknikal dengan menggunakan indikator. Mengapa indikator?
Karena
indikator lebih mudah dibaca dan dipahami oleh trader yang masih pemula,
pasalnya indikator biasanya sudah menunjukan sinyal buy dan sell yang
mudah dipahami daripada teknikal analisis price action, pattern dan lain
sebagainya yang memang sedikit lebih subjektif dibanding indikator.
Namun
perlu tetap diingat bahwa indikator ini hanya alat bantu dalam
melakukan analisis saja, bukan sebagai acuan utama dalam trading kita.
Apa
sih sebenarnya indikator itu? Apa saja indikator yang ada dalam
analisis teknikal? Lalu apakah bisa dengan menggunakan indikator saja
kita tetap bisa untung? Yuk baca sampai habis artikel “Indikator
Teknikal”
Apa itu Indikator?
Dalam
analisis teknikal, indikator merupakan alat bantu berupa formula
matematis yang dapat digunakan untuk membantu Anda dalam pengambilan
keputusan dalam jual beli saham. Setiap indikator memiliki fungsi yang
berbeda – beda, seperti memberikan info tentang trend, volume transaksi,
hal ini dapat membantu trader untuk menemukan sinyal beli dan jual
saham.
Saat ini banyak sekali indikator yang dipakai trader,
bahkan setiap saat ada saja indikator baru atau varian dari indikator
yang sudah ada. Mengapa begitu ?
Karena analisis teknikal bersifat
seni, sehingga pengamatan serta pengalaman yang berbeda dari
masing-masing trader akan menciptakan berbagai indikator baru.
Indikator
analisis teknikal itu sendiri dibedakan menjadi 2 kategori yaitu
Lagging Indicator dan Leading Indicator. Lalu apa beda kedua indikator
tersebut ?
Perbedaan kedua indikator tersebut terletak pada kecepatan indikator tersebut memberikan sinyal beli atau jual.
Lagging Indicator
Jenis
indikator yang pertama, yaitu Lagging Indicator merupakan indikator
yang umumnya bersifat untuk mengukur trend. Contoh Lagging Indikator
untuk mengukur trend adalah BolingerBand, Parabolic SAR, Moving Average,
dan variannya seperti GMMA.
Ciri-ciri dari Lagging Indicator ini adalah terlambat memberikan sinyal dibandingkan indikator lain.
Lalu kapan saat terbaik untuk menggunakan indikator ini ?
Indikator
Lagging akan sangat baik digunakan apabila harga bergerak dalam trend
yang relatif panjang, sehingga indicator ini sering disebut “Trend
Following Indicator”.
Anda sebaiknya hati-hati jika menggunakan
lagging indikator ini dalam pasar yang bergerak relatif flat karena
hasilnya akan semakin terlambat !
Meskipun sering mengalami
ketinggalan dalam membuka posisi, lagging indikator ini mampu mengurangi
resiko jika terjadi bull trap atau bear trap, yaitu gagalnya breakout
atau breakdown.
Nah salah satu lagging indikator yang paling
sering digunakan adalah indikator moving average. Bagaimana cara
menggunakan indikator moving average?
gambar 1
gambar 2
Di sini saya pilih angka 20 dan 60. Mengapa? Simple aja… sebulan
rata-rata ada 20 hari perdagangan. Sedangkan 3 bulan rata-rata ada 60
hari perdagangan.
Jadi 2 line ini mencerminkan trend harian dan trend menengah (3 bulanan).
Kalau
line Moving Average arahnya ke bawah, ya berarti trend sedang mulai
turun. Kalau line Moving Average mengarah ke atas, ya berarti trend
harga mulai naik.
Kalau line Moving Average kecil (20) memotong ke
atas dari Moving Average besar (60), artinya sedang terjadi golden
cross, dan momen ini bisa dimanfaatkan untuk buy. Lihat spot hijau pada gambar 1&2.
Sebaliknya,
kalau line Moving Average kecil (20) memotong ke bawah dari Moving
Average besar (60), artinya sedang terjadi dead cross, dan momen ini
bisa dimanfaatkan untuk sell. Lihat spot biru pada gambar 1 / spot merah pada gambar 2.
Leading Indicator
Leading
indicator adalah indikator yang sifatnya mendahului atau memimpin
pergerakan harga. Leading Indicator bisa cepat memprediksi pergerakan
harga, pada umunya digunakan untuk mengukur apakah overbought atau
oversold.
Asumsi Leading Indicator adalah harga yang sudah overbrought atau oversold akan berbalik arah.
Jika lagging indicator memberikan sinyal setelah 4-5 bar candle, maka leading indictaor hanya membutuhkan 1 bar candle saja.
Pada leading indicator, kemungkinan terjebak pada bull trap atau bear trap lebih besar, jadi hati-hati ya !
Leading indikator ini cocok digunakan pada saat pasar sedang dalam trend sideways.
Umumnya semua yang bertipe oscillator merupakan leading Indicator, contohnya : MACD, Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R .
Sumber : EllenMay Institute.www.ellen-may.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar